Ujian di Atas Sajadah: MI Miftahul Huda Bojong Bungbulang Butuh Ruang Kelas Layak
Admin | 11 Juni 2025 | Dibaca 222 kali | ADMIN BERITA

Garut, Juni 2025 — Suasana ujian akhir tahun di berbagai sekolah biasanya berlangsung di ruang kelas yang rapi, tenang, dan lengkap dengan meja-kursi. Namun, pemandangan berbeda terlihat di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Huda, Kampung Cilame, Desa Bojong, Kecamatan Bojong Bungbulang, Kabupaten Garut. Di tengah ujian akhir tahun ajaran 2024/2025 yang berlangsung pada bulan Juni ini, para siswa mengikuti ujian di lantai masjid dengan beralaskan karpet sajadah.

Anak-anak duduk berbaris di lantai, membungkuk, menulis di atas lembar soal tanpa meja, tanpa kursi, dan tanpa ruang kelas. Ruang belajar mereka adalah rumah ibadah. Sebagian terlihat menggelosor, sebagian lagi bersandar ke dinding yang catnya mulai mengelupas. Namun tak satu pun dari mereka mengeluh. Justru wajah-wajah mungil itu tampak serius, tekun menjawab soal-soal dengan semangat yang mengharukan.

Kondisi ini bukan karena pilihan, tapi karena keterpaksaan. Sejak berdiri, MI Miftahul Huda belum memiliki bangunan kelas permanen. Aktivitas belajar mengajar dilakukan secara darurat, memanfaatkan ruang seadanya di masjid dan rumah warga sekitar. Keadaan ini terus berlangsung dari tahun ke tahun, dan puncaknya sangat terasa saat pelaksanaan ujian.

Imas Suryati, S.Pd.I, Kepala MI Miftahul Huda, menyampaikan keprihatinannya atas keterbatasan fasilitas di madrasah yang ia pimpin.

“Setiap tahun kami berharap bisa membangun ruang kelas, namun keterbatasan anggaran membuat semuanya harus ditunda. Untuk ujian kali ini pun, kami kembali menggunakan masjid karena memang tidak ada pilihan lain,” ujar Bu Imas, yang tampak mendampingi siswa dengan sabar.

Meski dalam keterbatasan, semangat guru dan siswa MI Miftahul Huda tak pernah padam. Para guru terus berinovasi agar kegiatan belajar tetap berjalan, meskipun harus berpindah-pindah tempat. Mereka berharap ada keajaiban: bantuan dari pemerintah, lembaga filantropi, maupun donatur pribadi yang terketuk hatinya melihat perjuangan ini.

Dedi Ahmad Ramdhani, S.Pd., M.M, Ketua Yayasan Miftahul Huda Al-Maskun yang menaungi madrasah ini, menjelaskan bahwa madrasah telah lama mengajukan proposal bantuan pembangunan ruang kelas ke berbagai pihak, namun belum mendapat respon yang diharapkan.

“Kami butuh minimal enam ruang kelas untuk bisa menampung seluruh siswa. Saat ini murid kami ada lebih dari seratus orang, dan semuanya belajar tanpa ruang kelas permanen. Ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal keselamatan dan hak anak untuk belajar dengan layak,” tutur Dedi.

Ia menambahkan, madrasah telah melengkapi berbagai persyaratan administratif dan terus berkoordinasi dengan pihak Kementerian Agama dan Pemerintah Kabupaten Garut. Harapan besar juga disematkan pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

“Kami sangat berharap di masa kepemimpinan Gubernur Jawa Barat, H. Dedi Mulyadi, ada perhatian khusus terhadap pendidikan dasar di daerah-daerah terpencil seperti kami. MI Miftahul Huda adalah bagian dari masa depan Jawa Barat, dan anak-anak ini berhak mendapatkan pendidikan yang bermartabat,” tambahnya.

Ujian akhir tahun ini seharusnya menjadi momentum evaluasi capaian akademik. Namun di MI Miftahul Huda, ujian ini juga menjadi potret nyata tentang ketimpangan fasilitas pendidikan yang masih terjadi di pelosok negeri. Sementara banyak sekolah di kota memiliki proyektor, AC, dan akses internet cepat, di sini siswa menulis di atas lantai masjid yang dingin dan lembap.

Menggugah Hati Dermawan

Kondisi ini mengetuk hati siapa pun yang masih peduli pada masa depan anak bangsa. Dengan bantuan sekitar Rp 600 juta, MI Miftahul Huda bisa membangun enam ruang kelas sederhana yang layak dan aman. Jumlah yang terbilang kecil jika dibandingkan dengan pentingnya pendidikan bagi generasi penerus bangsa.

“Kami tidak meminta mewah, hanya ruang kelas sederhana yang cukup untuk anak-anak belajar dengan aman dan nyaman,” kata Bu Imas menutup harapan.

Melalui berita ini, kami mengajak para dermawan, pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, dan siapa pun yang peduli, untuk bergandengan tangan membantu MI Miftahul Huda. Karena satu ruang kelas hari ini bisa menyelamatkan ratusan masa depan anak-anak Indonesia di masa depan.


Kontak Bantuan dan Donasi:
Yayasan Miftahul Huda Al-Maskun
Kampung Cilame, Desa Bojong, Kec. Bojong Bungbulang, Kab. Garut
CP: Nol8522022641satu ( Bapak Dedi Ahmad Ramdhani)

BAGIKAN :